A.Pengertian puisi
Menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984) Pengertian Puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, matra serta penyusunan larik dan bait.
B.Ciri-ciri
Ciri-ciri Puisi Lama:
Anonim (pengarangnya tidak diketahui).Terikat jumlah baris, rima, dan irama.Merupakan kesusastraan lisan.Gaya bahasanya statis (tetap)
CIRI CIRI PUISI BARU:
Pengarangnya diketahui.Tidak terikat jumlah baris, rima, dan irama.Berkembang secara lisan dan tertulis.Gaya bahasanya dinamis (berubah-ubah).Isinya tentang kehidupan pada umumnya.
Unsur Puisi
Secara sederhana, batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur, yaitu kata, larik, bait, bunyi, dan makna. Kelima unsur ini saling mempengaruhi keutuhan sebuah puisi. Secara singkat bisa diuraikan sebagai berikut:
JENIS JENIS:
LAMA,lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.
Aturan- aturan itu antara lain :
1. Jumlah kata dalam 1 baris
2. Jumlah baris dalam 1 bait
3. Persajakan (rima)
4. Banyak suku kata tiap baris
5. Irama.
BARU, ciri-ciri puisi baru yaitu.
1. Bentuknya rapi, simetris.
2. Mempunyai persajakan akhir (yang teratur).
3. Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain.
4. Sebagian besar puisi empat seuntai.
5. Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis).
KONTEMPORER,Puisi kontemporer tidak lagi memperhatikan kearifan bahasa, diksi yang cenderung tidak tertata sehingga terlihat sangat bebas, bahkan terdapat kata - kata kasar, sumpah serapah, ejekan, hingga pada kata - kata yang tidak santun. Irama, diksi, intuisi sudah tidak lagi penting, sehingga dalam memaknai puisi kontemporer seringkali memerlukan pendalaman tentang puisi tersebut.
Akbar03official
Senin, 11 Mei 2015
Minggu, 05 April 2015
KEONG MAS
Alkisah pada jaman dahulu kala hiduplah seorang pemuda bernama Galoran. Ia termasuk orang yang disegani karena kekayaan dan pangkat orangtuanya. Namun Galoran sangatlah malas dan boros. Sehari-hari kerjanya hanya menghambur-hamburkan harta orangtuanya, bahkan pada waktu orang tuanya meninggal dunia ia semakin sering berfoya-foya. Karena itu lama kelamaan habislah harta orangtuanya. Walaupun demikian tidak membuat Galoran sadar juga, bahkan waktu dihabiskannya dengan hanya bermalas-malasan dan berjalan-jalan. Iba warga kampung melihatnya. Namun setiap kali ada yang menawarkan pekerjaan kepadanya, Galoran hanya makan dan tidur saja tanpa mau melakukan pekerjaan tersebut. Namun akhirnya galoran dipungut oleh seorang janda berkecukupan untuk dijadikan teman hidupnya. Hal ini membuat Galoran sangat senang ; "Pucuk dicinta ulam pun tiba", demikian pikir Galoran.
Janda tersebut mempunyai seorang anak perempuan yang sangat rajin dan pandai menenun, namanya Jambean. Begitu bagusnya tenunan Jambean sampai dikenal diseluruh dusun tersebut. Namun Galoran sangat membenci anak tirinya itu, karena seringkali Jambean menegurnya karena selalu bermalas-malasan.
Rasa benci Galoran sedemikian dalamnya, sampai tega merencanakan pembunuhan anak tirinya sendiri. Dengan tajam dia berkata pada istrinya : " Hai, Nyai, sungguh beraninya Jambean kepadaku. Beraninya ia menasehati orangtua! Patutkah itu ?" "Sabar, Kak. Jambean tidak bermaksud buruk terhadap kakak" bujuk istrinya itu. "Tahu aku mengapa ia berbuat kasar padaku, agar aku pergi meninggalkan rumah ini !" seru nya lagi sambil melototkan matanya. "Jangan begitu kak, Jambean hanya sekedar mengingatkan agar kakak mau bekerja" demikian usaha sang istri meredakan amarahnya. "Ah .. omong kosong. Pendeknya sekarang engkau harus memilih .. aku atau anakmu !" demikian Galoran mengancam.
Sedih hati ibu Jambean. Sang ibu menangis siang-malam karena bingung hatinya. Ratapnya : " Sampai hati bapakmu menyiksaku jambean. Jambean anakku, mari kemari nak" serunya lirih. "Sebentar mak, tinggal sedikit tenunanku" jawab Jambean. "Nah selesai sudah" serunya lagi. Langsung Jambean mendapatkan ibunya yang tengah bersedih. "Mengapa emak bersedih saja" tanyanya dengan iba. Maka diceritakanlah rencana bapak Jambean yang merencanakan akan membunuh Jambean. Dengan sedih Jambean pun berkata : " Sudahlah mak jangan bersedih, biarlah aku memenuhi keinginan bapak. Yang benar akhirnya akan bahagia mak". "Namun hanya satu pesanku mak, apabila aku sudah dibunuh ayah janganlah mayatku ditanam tapi buang saja ke bendungan" jawabnya lagi. Dengan sangat sedih sang ibu pun mengangguk-angguk. Akhirnya Jambean pun dibunuh oleh ayah tirinya, dan sesuai permintaan Jambean sang ibu membuang mayatnya di bendungan. Dengan ajaib batang tubuh dan kepala Jambean berubah menjadi udang dan siput, atau disebut juga dengan keong dalam bahasa Jawanya.
Tersebutlah di Desa Dadapan dua orang janda bersaudara bernama Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil. Kedua janda itu hidup dengan sangat melarat dan bermata pencaharian mengumpulkan kayu dan daun talas. Suatu hari kedua bersaudara tersebut pergi ke dekat bendungan untuk mencari daun talas. Sangat terpana mereka melihat udang dan siput yang berwarna kuning keemasan. "Alangkah indahnya udang dan siput ini" seru Mbok Rondo Sambega "Lihatlah betapa indahnya warna kulitnya, kuning keemasan. Ingin aku bisa memeliharanya" serunya lagi. "Yah sangat indah, kita bawa saja udang dan keong ini pulang" sahut Mbok Rondo Sembadil. Maka dipungutnya udang dan siput tersebut untuk dibawa pulang. Kemudian udang dan siput tersebut mereka taruh di dalam tempayan tanah liat di dapur. Sejak mereka memelihara udang dan siput emas tersebut kehidupan merekapun berubah. Terutama setiap sehabis pulang bekerja, didapur telah tersedia lauk pauk dan rumah menjadi sangat rapih dan bersih. Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil juga merasa keheranan dengan adanya hal tersebut. Sampai pada suatu hari mereka berencana untuk mencari tahu siapakah gerangan yang melakukan hal tersebut.
Suatu hari mereka seperti biasanya pergi untuk mencari kayu dan daun talas, mereka berpura-pura pergi dan kemudian setelah berjalan agak jauh mereka segera kembali menyelinap ke dapur. Dari dapur terdengar suara gemerisik, kedua bersaudara itu segera mengintip dan melihat seorang gadis cantik keluar dari tempayan tanah liat yang berisi udang dan Keong Emas peliharaan mereka. "tentu dia adalah jelmaan keong dan udang emas itu" bisik Mbok Rondo Sambega kepada Mbok Rondo Sembadil. "Ayo kita tangkap sebelum menjelma kembali menjadi udang dan Keong Emas" bisik Mbok Rondo Sembadil. Dengan perlahan-lahan mereka masuk ke dapur, lalu ditangkapnya gadis yang sedang asik memasak itu. "Ayo ceritakan lekas nak, siapa gerangan kamu itu" desak Mbok Rondo Sambega "Bidadarikah kamu ?" sahutnya lagi. "bukan Mak, saya manusia biasa yang karena dibunuh dan dibuang oleh orang tua saya, maka saya menjelma menjadi udang dan keong" sahut Jambean lirih. "terharu mendengar cerita Jambean kedua bersaudara itu akhirnya mengambil Keong Emas sebagai anak angkat mereka. Sejak itu Keong Emas membantu kedua bersaudara tersebut dengan menenun. Tenunannya sangat indah dan bagus sehingga terkenallah tenunan terebut keseluruh negeri, dan kedua janda bersaudara tersebut menjadi bertambah kaya dari hari kehari.
Sampailah tenunan tersebut di ibu kota kerajaan. Sang raja muda sangat tertarik dengan tenunan buatan Jambean atau Keong Emas tersebut. Akhirnya raja memutuskan untuk meninjau sendiri pembuatan tenunan tersebut dan pergi meninggalkan kerajaan dengan menyamar sebagai saudagar kain. Akhirnya tahulah raja perihal Keong Emas tersebut, dan sangat tertarik oleh kecantikan dan kerajinan Keong Emas. Raja menitahkan kedua bersaudara tersebut untuk membawa Jambean atau Keong Emas untuk masuk ke kerajaan dan meminang si Keong Emas untuk dijadikan permaisurinya. Betapa senang hati kedua janda bersaudara tersebut.
Janda tersebut mempunyai seorang anak perempuan yang sangat rajin dan pandai menenun, namanya Jambean. Begitu bagusnya tenunan Jambean sampai dikenal diseluruh dusun tersebut. Namun Galoran sangat membenci anak tirinya itu, karena seringkali Jambean menegurnya karena selalu bermalas-malasan.
Rasa benci Galoran sedemikian dalamnya, sampai tega merencanakan pembunuhan anak tirinya sendiri. Dengan tajam dia berkata pada istrinya : " Hai, Nyai, sungguh beraninya Jambean kepadaku. Beraninya ia menasehati orangtua! Patutkah itu ?" "Sabar, Kak. Jambean tidak bermaksud buruk terhadap kakak" bujuk istrinya itu. "Tahu aku mengapa ia berbuat kasar padaku, agar aku pergi meninggalkan rumah ini !" seru nya lagi sambil melototkan matanya. "Jangan begitu kak, Jambean hanya sekedar mengingatkan agar kakak mau bekerja" demikian usaha sang istri meredakan amarahnya. "Ah .. omong kosong. Pendeknya sekarang engkau harus memilih .. aku atau anakmu !" demikian Galoran mengancam.
Sedih hati ibu Jambean. Sang ibu menangis siang-malam karena bingung hatinya. Ratapnya : " Sampai hati bapakmu menyiksaku jambean. Jambean anakku, mari kemari nak" serunya lirih. "Sebentar mak, tinggal sedikit tenunanku" jawab Jambean. "Nah selesai sudah" serunya lagi. Langsung Jambean mendapatkan ibunya yang tengah bersedih. "Mengapa emak bersedih saja" tanyanya dengan iba. Maka diceritakanlah rencana bapak Jambean yang merencanakan akan membunuh Jambean. Dengan sedih Jambean pun berkata : " Sudahlah mak jangan bersedih, biarlah aku memenuhi keinginan bapak. Yang benar akhirnya akan bahagia mak". "Namun hanya satu pesanku mak, apabila aku sudah dibunuh ayah janganlah mayatku ditanam tapi buang saja ke bendungan" jawabnya lagi. Dengan sangat sedih sang ibu pun mengangguk-angguk. Akhirnya Jambean pun dibunuh oleh ayah tirinya, dan sesuai permintaan Jambean sang ibu membuang mayatnya di bendungan. Dengan ajaib batang tubuh dan kepala Jambean berubah menjadi udang dan siput, atau disebut juga dengan keong dalam bahasa Jawanya.
Tersebutlah di Desa Dadapan dua orang janda bersaudara bernama Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil. Kedua janda itu hidup dengan sangat melarat dan bermata pencaharian mengumpulkan kayu dan daun talas. Suatu hari kedua bersaudara tersebut pergi ke dekat bendungan untuk mencari daun talas. Sangat terpana mereka melihat udang dan siput yang berwarna kuning keemasan. "Alangkah indahnya udang dan siput ini" seru Mbok Rondo Sambega "Lihatlah betapa indahnya warna kulitnya, kuning keemasan. Ingin aku bisa memeliharanya" serunya lagi. "Yah sangat indah, kita bawa saja udang dan keong ini pulang" sahut Mbok Rondo Sembadil. Maka dipungutnya udang dan siput tersebut untuk dibawa pulang. Kemudian udang dan siput tersebut mereka taruh di dalam tempayan tanah liat di dapur. Sejak mereka memelihara udang dan siput emas tersebut kehidupan merekapun berubah. Terutama setiap sehabis pulang bekerja, didapur telah tersedia lauk pauk dan rumah menjadi sangat rapih dan bersih. Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil juga merasa keheranan dengan adanya hal tersebut. Sampai pada suatu hari mereka berencana untuk mencari tahu siapakah gerangan yang melakukan hal tersebut.
Suatu hari mereka seperti biasanya pergi untuk mencari kayu dan daun talas, mereka berpura-pura pergi dan kemudian setelah berjalan agak jauh mereka segera kembali menyelinap ke dapur. Dari dapur terdengar suara gemerisik, kedua bersaudara itu segera mengintip dan melihat seorang gadis cantik keluar dari tempayan tanah liat yang berisi udang dan Keong Emas peliharaan mereka. "tentu dia adalah jelmaan keong dan udang emas itu" bisik Mbok Rondo Sambega kepada Mbok Rondo Sembadil. "Ayo kita tangkap sebelum menjelma kembali menjadi udang dan Keong Emas" bisik Mbok Rondo Sembadil. Dengan perlahan-lahan mereka masuk ke dapur, lalu ditangkapnya gadis yang sedang asik memasak itu. "Ayo ceritakan lekas nak, siapa gerangan kamu itu" desak Mbok Rondo Sambega "Bidadarikah kamu ?" sahutnya lagi. "bukan Mak, saya manusia biasa yang karena dibunuh dan dibuang oleh orang tua saya, maka saya menjelma menjadi udang dan keong" sahut Jambean lirih. "terharu mendengar cerita Jambean kedua bersaudara itu akhirnya mengambil Keong Emas sebagai anak angkat mereka. Sejak itu Keong Emas membantu kedua bersaudara tersebut dengan menenun. Tenunannya sangat indah dan bagus sehingga terkenallah tenunan terebut keseluruh negeri, dan kedua janda bersaudara tersebut menjadi bertambah kaya dari hari kehari.
Sampailah tenunan tersebut di ibu kota kerajaan. Sang raja muda sangat tertarik dengan tenunan buatan Jambean atau Keong Emas tersebut. Akhirnya raja memutuskan untuk meninjau sendiri pembuatan tenunan tersebut dan pergi meninggalkan kerajaan dengan menyamar sebagai saudagar kain. Akhirnya tahulah raja perihal Keong Emas tersebut, dan sangat tertarik oleh kecantikan dan kerajinan Keong Emas. Raja menitahkan kedua bersaudara tersebut untuk membawa Jambean atau Keong Emas untuk masuk ke kerajaan dan meminang si Keong Emas untuk dijadikan permaisurinya. Betapa senang hati kedua janda bersaudara tersebut.
Senin, 23 Maret 2015
B.Indonesia:Wawancara
Hari ini gua di kasih tugas nih,disuruh ringkasan tentang Wawancara
PENGERTIAN
Wawancara : tanya jawab dengan maksud memperoleh data untuk keperluan tertentu. Tanya jawab itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara, yakni orang mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan yang diwawancara atau narasumber, yakni orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan.
Wawancara dapat dikelompokkan berdasarkan perangkat dan teknik pelaksanaannya.
1. Wawancara secara serta-merta/langsung, dilakukan secara spontan dan dilakukan dalam situasi yang alamiah. Hubungan antara pewawancara dengan yang diwawancarai berlangsung secara wajar.
2. Wawancara dengan petunjuk umum, pewawancara membuat kerangka atau pokok-pokok masalah yang akan ditanyakan dalam proses wawancara. Penyusunan pokok-pokok itu dilakukan sebelum wawancara dilangsungkan. berjalan sebagaimana layaknya obrolan sehari-hari.
3. Wawancara dengan menggunakan seperangkat pertanyaan yang telah dibakukan. Urutan, kata-kata, serta cara penyajian pertanyaan untuk jenis wawancara ini sudah ditetapkan. Pewawancara kemudian membacakan secara apa adanya atas pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan.
Tujuan wawancara, adalah menggali informasi tertentu dari narasumber. Agar tujuan itu tercapai, kegiatan wawancara harus dilakukan berdasarkan
tahap-tahap wawancara
1. Tahap Persiapan
Pelaksanaan wawancara harus diawali dengan perisapan-persiapan di bawah ini:
a. Tentukan tujuan wawancara yang akan dilaksanakan,
b. Tentukan informasi, keterangan, dan data yang diperlukan sesuai dengan tujuan wawancara,
c. Pilihlah instansi atau orang-orang yang akan dijadikan sebagai narasumber yang dapat memberikan informasi, keterangan, atau data yang diperlukan,
d. Hubungilah narasumber sebelum wawancara dilaksanakan. Rundingkanlah dengan mereka hal-hal yang berkaitan dengan teknik pelaksanaan wawancara misalnya mengenai waktu, tempat, dan sebagainya,
e. Susunlah pokok-pokok pertanyaan yang akan digunakan dalam pelaksanaan wawancara.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Tahap Pembkaan
Dalam tahap ini, pewawancara memperkenalkan diri sekaligus mengemukakan maksud dan tujuan wawancara. Pewawancara hendaknya mengikuti tata aturandan kesopanan, baik dalam penampilan maupun penggunaan bahasa. Penampilan hendaknya rapi, bersih, dan enak dipandang. Adapun dalam penggunaan bahasa, hendaklah ia menggunakan tutur kata yang sopan dan tidak menyinggung perasaan orang yang diwawancarai.
Supaya proses tanya jawab berlangsung dengan baik, akan lebih baikapabila pewawancara mengenal lebih jauh mengenai identitas atau keterangan-keterangan yang berkenaan dengan pribadi narasumber. Penanya harus mengenal pribadi yang ditanya secara tepat, mulai dari nama, keahlian, sampai pada pekerjaan atau jabatannya.
b. Tahap Inti
Ajukanlah pertanyaan secara sistematis. Kemudkakan pertanyaan itu secara jelas dan singkat. Jumlah pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan situasi dan waktu. Pertanyaan-pertanyaan disampaikan dengan ramah sehingga dapat menciptakan suasana akrab dengan orang yang diwawancarai.
Selama proses wawancara berlangsung, pewawancara hendaknya bersikap sebagai pihak yang netral. Artinya, ia tidak memihak pada suatu konflik pendapat, peristiwa, ataupun konflik-konflik lainnya yang mungkin dikemukakan narasumber. Pewawancara hendaknya tidak pula mempengaruhi sikap, pendirian, ataupun emosi-emosi narasumber. Selain itu, pewawancara harus pula mempunyai kesiapan dan tektik-teknik khusus dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi. Misalnya, jawaban yang dikemukakan narasumber, dan sebagainya.
Pewawancara hendaknya memiliki kemampuan mendengar yang akurat. Catatlah data penting yang dikemukakan oleh orang yang diwawancarai. Apabila perekaman data menggunakan tape recorderhendaknya berdasarkan persetujuan narasumber terlebih dahulu. Namun demikian, walaupun sudah menggunakan tape recorder, sebaiknya pewawancara tetap melakukan pencatatan, yang cukup berupa kata-kata kunci dari pendapat yang dikemukakan narasumber. Catatan atau kata-kata kunci itu gunanya untuk membantu pewawancara agar (1) dapat merencanakan pertanyaan baru berikutnya, (2) membantu pewawancara untuk mencari pokok-pokok penting dalam pita kaset sehingga mempermudah proses penganalisisannya.
c. Tahap Penutup
Akhiri kegiatan wawancara dengan kesan yang baik dan menyenangkan. Pewawancara hendaknya menyatakan ucapan terima kasih. Tambahkan pula pengharapannya agar kedua pihak dapat bertemu lagi pada kesempatan lain. Tetaplah pelihara hubungan baik dengannya.
Sebelum hasil wawancara itu diolah atau dipublikasikan, sebaiknya narasumber mengetahui rekaman atau catatan dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakannya itu. Cara ini dapat menghindari kesalahpahaman di samping memberikan kesempatan kepada narasumber untuk mengoreksi kekeliruan yang mungkin terjadi dari yang telah dikatakannya.
Menulis Laporan Wawancara
Wawancara merupakan salah satu tekni pengumpulan informasi. Karena itu, setelah proses wawancara berlangsung, pewawancara harus menuangkan hasilnya ke dalam sebuah laporan. Penuangan hasilnya itu perlu dilakukan dengan segera karena pikiran masih segar dalam mengingat jalannya wawancara.
Menulis laporan merupakan kegiatan terakhir dari proses wawancara. Laporan wawancara dapat disusun dalam bentuk artikel jurnalistik seperti yang kita lihat di koran-koran; dapat pula disusun dalam bentuk formal, yang meliputi tiga bagian-bagian berikut;
1. Pendahuluan, yang meliputi:
a. Latar belakang pelaksanaan wawancara,
b. Tujuan wawancara,
c. Nama instansi atau narasumber yang diwawancarai,
d. Waktu dan tempat dilaksanakan wawancara.
2. Isi, yang meliputi;
a. Informasi tentang berbagai hal sesuai dengan pokok-pokok masalah yang telah direncanakan,
b. Uraian tentang analisis atau hasil wawancara.
3. Penutup; yang meliputi;
a. Kesimpulan
b. Saran-saran
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan laporan hasil wawancara:
1. Penulisan hendaknya memperhatikan ejaan dan tata bahasa baku,
2. Penulisan hendaknya timelakukan penafsiran yang terlalu jauh (berlebihan) batas hasil wawancara,
3. Pilihlah informasi yang penting dan relevan dengan masalah-masalah yang telah dirumuskan,
4. Penulis hendaknya memelihara kerahasiaan dan menjaga nama baik narasumber
PENGERTIAN
Wawancara : tanya jawab dengan maksud memperoleh data untuk keperluan tertentu. Tanya jawab itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara, yakni orang mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan yang diwawancara atau narasumber, yakni orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan.
Wawancara dapat dikelompokkan berdasarkan perangkat dan teknik pelaksanaannya.
1. Wawancara secara serta-merta/langsung, dilakukan secara spontan dan dilakukan dalam situasi yang alamiah. Hubungan antara pewawancara dengan yang diwawancarai berlangsung secara wajar.
2. Wawancara dengan petunjuk umum, pewawancara membuat kerangka atau pokok-pokok masalah yang akan ditanyakan dalam proses wawancara. Penyusunan pokok-pokok itu dilakukan sebelum wawancara dilangsungkan. berjalan sebagaimana layaknya obrolan sehari-hari.
3. Wawancara dengan menggunakan seperangkat pertanyaan yang telah dibakukan. Urutan, kata-kata, serta cara penyajian pertanyaan untuk jenis wawancara ini sudah ditetapkan. Pewawancara kemudian membacakan secara apa adanya atas pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan.
Tujuan wawancara, adalah menggali informasi tertentu dari narasumber. Agar tujuan itu tercapai, kegiatan wawancara harus dilakukan berdasarkan
tahap-tahap wawancara
1. Tahap Persiapan
Pelaksanaan wawancara harus diawali dengan perisapan-persiapan di bawah ini:
a. Tentukan tujuan wawancara yang akan dilaksanakan,
b. Tentukan informasi, keterangan, dan data yang diperlukan sesuai dengan tujuan wawancara,
c. Pilihlah instansi atau orang-orang yang akan dijadikan sebagai narasumber yang dapat memberikan informasi, keterangan, atau data yang diperlukan,
d. Hubungilah narasumber sebelum wawancara dilaksanakan. Rundingkanlah dengan mereka hal-hal yang berkaitan dengan teknik pelaksanaan wawancara misalnya mengenai waktu, tempat, dan sebagainya,
e. Susunlah pokok-pokok pertanyaan yang akan digunakan dalam pelaksanaan wawancara.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Tahap Pembkaan
Dalam tahap ini, pewawancara memperkenalkan diri sekaligus mengemukakan maksud dan tujuan wawancara. Pewawancara hendaknya mengikuti tata aturandan kesopanan, baik dalam penampilan maupun penggunaan bahasa. Penampilan hendaknya rapi, bersih, dan enak dipandang. Adapun dalam penggunaan bahasa, hendaklah ia menggunakan tutur kata yang sopan dan tidak menyinggung perasaan orang yang diwawancarai.
Supaya proses tanya jawab berlangsung dengan baik, akan lebih baikapabila pewawancara mengenal lebih jauh mengenai identitas atau keterangan-keterangan yang berkenaan dengan pribadi narasumber. Penanya harus mengenal pribadi yang ditanya secara tepat, mulai dari nama, keahlian, sampai pada pekerjaan atau jabatannya.
b. Tahap Inti
Ajukanlah pertanyaan secara sistematis. Kemudkakan pertanyaan itu secara jelas dan singkat. Jumlah pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan situasi dan waktu. Pertanyaan-pertanyaan disampaikan dengan ramah sehingga dapat menciptakan suasana akrab dengan orang yang diwawancarai.
Selama proses wawancara berlangsung, pewawancara hendaknya bersikap sebagai pihak yang netral. Artinya, ia tidak memihak pada suatu konflik pendapat, peristiwa, ataupun konflik-konflik lainnya yang mungkin dikemukakan narasumber. Pewawancara hendaknya tidak pula mempengaruhi sikap, pendirian, ataupun emosi-emosi narasumber. Selain itu, pewawancara harus pula mempunyai kesiapan dan tektik-teknik khusus dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi. Misalnya, jawaban yang dikemukakan narasumber, dan sebagainya.
Pewawancara hendaknya memiliki kemampuan mendengar yang akurat. Catatlah data penting yang dikemukakan oleh orang yang diwawancarai. Apabila perekaman data menggunakan tape recorderhendaknya berdasarkan persetujuan narasumber terlebih dahulu. Namun demikian, walaupun sudah menggunakan tape recorder, sebaiknya pewawancara tetap melakukan pencatatan, yang cukup berupa kata-kata kunci dari pendapat yang dikemukakan narasumber. Catatan atau kata-kata kunci itu gunanya untuk membantu pewawancara agar (1) dapat merencanakan pertanyaan baru berikutnya, (2) membantu pewawancara untuk mencari pokok-pokok penting dalam pita kaset sehingga mempermudah proses penganalisisannya.
c. Tahap Penutup
Akhiri kegiatan wawancara dengan kesan yang baik dan menyenangkan. Pewawancara hendaknya menyatakan ucapan terima kasih. Tambahkan pula pengharapannya agar kedua pihak dapat bertemu lagi pada kesempatan lain. Tetaplah pelihara hubungan baik dengannya.
Sebelum hasil wawancara itu diolah atau dipublikasikan, sebaiknya narasumber mengetahui rekaman atau catatan dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakannya itu. Cara ini dapat menghindari kesalahpahaman di samping memberikan kesempatan kepada narasumber untuk mengoreksi kekeliruan yang mungkin terjadi dari yang telah dikatakannya.
Menulis Laporan Wawancara
Wawancara merupakan salah satu tekni pengumpulan informasi. Karena itu, setelah proses wawancara berlangsung, pewawancara harus menuangkan hasilnya ke dalam sebuah laporan. Penuangan hasilnya itu perlu dilakukan dengan segera karena pikiran masih segar dalam mengingat jalannya wawancara.
Menulis laporan merupakan kegiatan terakhir dari proses wawancara. Laporan wawancara dapat disusun dalam bentuk artikel jurnalistik seperti yang kita lihat di koran-koran; dapat pula disusun dalam bentuk formal, yang meliputi tiga bagian-bagian berikut;
1. Pendahuluan, yang meliputi:
a. Latar belakang pelaksanaan wawancara,
b. Tujuan wawancara,
c. Nama instansi atau narasumber yang diwawancarai,
d. Waktu dan tempat dilaksanakan wawancara.
2. Isi, yang meliputi;
a. Informasi tentang berbagai hal sesuai dengan pokok-pokok masalah yang telah direncanakan,
b. Uraian tentang analisis atau hasil wawancara.
3. Penutup; yang meliputi;
a. Kesimpulan
b. Saran-saran
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan laporan hasil wawancara:
1. Penulisan hendaknya memperhatikan ejaan dan tata bahasa baku,
2. Penulisan hendaknya timelakukan penafsiran yang terlalu jauh (berlebihan) batas hasil wawancara,
3. Pilihlah informasi yang penting dan relevan dengan masalah-masalah yang telah dirumuskan,
4. Penulis hendaknya memelihara kerahasiaan dan menjaga nama baik narasumber
Langganan:
Postingan (Atom)